ZONA EKSPRES – Indonesia Ramah Lansia menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung atas dukungannya terhadap para lanjut usia (lansia) di kota ini.
Di Kota Bandung, lansia mendapat pelatihan tentang penanganan kegawatdaruratan pada lansia, sebuah pengetahuan yang penting dan sangat bermanfaat.
Direktur Indonesia Ramah Lansia, Susiana Nugraha mengatakan, pelatihan ini adalah bagian dari upaya menjadikan lansia tetap sehat, aktif, dan aman dalam kehidupan sehari-hari.
“Hari ini kami belajar tentang kegawatdaruratan lansia. Ilmu yang diberikan ini sangat bermanfaat, apalagi bagi kami yang setiap hari berinteraksi langsung dengan lansia,” ujar Susiana pada kegiatan Kelas Duta Lansia Kota Bandung, di Auditorium Balai Kota Bandung, Rabu 14 Mei 2025.
Ia juga mengungkapkan kebahagiaannya melihat perkembangan jumlah lansia aktif di Kota Bandung.
Saat ini terdapat tambahan 3.900 lansia yang aktif dalam berbagai kegiatan di kota ini. Beberapa di antaranya berusia di atas 80 tahun dan tetap semangat mengikuti kegiatan bersama.
“Semangat para lansia di Bandung luar biasa. Ini menunjukkan bahwa jika diberi ruang dan perhatian, mereka tetap bisa berkontribusi positif bagi masyarakat,” tambahnya.
Dalam kesempatannya, Wakil Wali Kota Bandung, Erwin mengatakan Kota Bandung tidak memandang lansia hanya sebagai pihak yang perlu dibantu, tapi juga sebagai sumber pengalaman dan kearifan.
“Para lansia bukan hanya penerima manfaat. Mereka adalah subjek pembangunan yang punya kontribusi luar biasa,” tegas Erwin.
Ia menambahkan, berbagai program inovatif terus dikembangkan oleh Pemkot Bandung. Di antaranya :
1. Layanan kesehatan terintegrasi di puskesmas dan rumah sakit.
2. Ruang publik ramah lansia, seperti taman dan jalur pedestrian yang aman.
3. Sekolah lansia untuk pelatihan keterampilan dan pendidikan non-formal.
4. Duta lansia yang aktif menggerakkan komunitas.
5. Program “Nyaah ka Indung”, sebuah gerakan empati ASN terhadap lansia dan perempuan, dengan konsep adopsi “indung asuh” untuk dukungan personal dalam aspek kesehatan dan gizi.
“Terima kasih kepada para duta, pendamping, fasilitator, dan mitra strategis seperti Sekolah Lansia IRL, organisasi masyarakat, dan akademisi,” tuturnya.
Erwin menuturkan, kota yang ramah lansia hanya bisa terwujud jika pemerintah, masyarakat, dan dunia pendidikan bekerja sama.
“Kota Bandung sudah memulainya, diharapkan ini mampu dimanfaatkan oleh para lansia dan berjalan secara optimal,” ungkap Erwin.
Kegiatan ini pun dihadiri oleh perwakilan dari Universiti Sains Malaysia. Ini menjadi awal dari perjalanan kolaboratif yang lebih luas. Nilai lokal yang arif dan pendekatan ilmiah yang berprogres diharapkan berkembang dengan baik.***
Editor: Rifqi